Fenomena Selebgram
Selebgram?
Tidak bisa dipukiri lagi bahwa
dengan kekuatan sosial media semua orang bisa terkenal, tak lain juga dengan
Instagram yang bisa melibatkan follower
atau orang – orang yang tertarik untuk melihat akun instagram anda,
seiring seseorang memiliki muatan foto ataupun video singkat yang tergolong
menarik maka tidak heran lagi mereka akan lebih banyak follower.
Menjadi terkenal bukan lagi
menjadi hak eklusive para artis di tv ataupun majalah, tetapi orang awam
seperti anda yang didepan layar computer dan smartphone juga bisa. Karena itu
orang yang bukan artis tetapi terkenal karena account instagramnya memiliki
banyak follower akan disebutkan Selebgram (Selebritis Instagram).
Sumber (Pengertian Selebgram) : http://www.sohstyles.com/blog/21_Apa-itu-Selebgram.html
Biasanya konten-konten yang
disajikan selebgram di akun instragramnya antara lain yaitu video-video lucu,
video cover lagu ataupun cover tarian (dance cover), tapi tak jarang juga
beberapa dari mereka menyajikan foto-foto yang menunjukan gaya hidupnya atau foto-foto
dirinya yang glamor dan penampilan yang terbilang berani, ataupun video
kegiatan dirinya bersama teman-teman atau kekasihnya yang juga cukup berani dan
kurang baik untuk dilihat anak-anak kecil pengguna instragram.
Beberapa waktu lalu terdapat dua
selebgram yang dilaporkan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) ke Keminfo (Kementerian
Komunikasi dan Informatika) karena konten-konten yang ada di instragram
miliknya.
Sebenarnya apa dampak psikologis dari fenomena ‘selebgram’ ini?
Seiring perkembangan jaman, kini
pengakses atau pengguna sosial media tak hanya dari kalangan orang dewasa atau
remaja saja, bahkan kalangan anak-anak yang masih bersekolah dasar saja sudah
menggunakan sosial media salah satunya yaitu instagram. Dari konten-konten yang
disajikan para selebgram tersebut anak-anak kecil pengguna instragram ini bisa
menjadikan panutan atau contoh untuk dirinya sendiri, jika konten itu berisi
hal yang positif maka bagus untuk si anak. Namun jika konten tersebut berisikan
hal yang negatif atau tidak seharusnya dilihat para anak kecil tersebut maka
hal ini tidak baik.
Jika mereka melihat kehidupan
yang glamor dan cara berpakaian yang terbilang berani dari para selebgram
tersebut maka anak-anak tersebut akan mengikuti dan menganggap bahwa kehidupan
selebgram tersebut sebagai ‘life goals’. Anak-anak yang terbiasa mendengar
kata-kata kasar bahkan ‘gaya berpacaran’ beberapa selebgram yang termasuk
berani untuk diperlihatkan kepublik akan merasa bahwa hal tersebut adalah wajar
dan menjadi hal yang terkesan ‘goals’ bagi mereka. Konten-konten tersebut
merubah pemikiran mereka tentang gaya hidup dan gaya bahasa yang menurut mereka
keren dan bagus untuk ditiru. Hal ini yang tidak baik untuk pola fikir atau
mindset si anak, mereka terbiasa melihat hal-hal yang glamor dan yang tidak
seharusnya dilihat untuk usia mereka. Jika mereka terbiasa dengan hal seperti
itu dari kecil, maka bagaimana saat mereka beranjak dewasa? Bagaimana pola
fikir dan gaya hidup mereka?
Maka dalam hal ini peran orang
tua sangatlah amat penting, orang tua harus mengontrol dan mendampingi
anak-anaknya dalam penggunaan gadget dan sosial media. Untuk para selebgram
juga alangkah lebih baiknya untuk memfilter konten-konten yang ada di akun
instagramnya dan tidak berbahasa yang kurang baik dilihat atau didengar dan
ingat bahwa kini pengguna instagram tidak hanya dari kalangan dewasa atau
remaja, namun dari kalangan anak-anak.
Hal tersebut juga menimbulkan pro
dan kontra. Namun terlepas dari pro kontra atau hal negatif dari fenomena
selebgram tersebut juga tak jarang terdapat hal positifnya, tergantung konten
yang disajikannya.
Komentar
Posting Komentar